PERNAHKAH kalian mendengar kalimat seperti ini, "Dia pendiam banget ya fix pasti introvert garis keras!" atau kalian pernah dengar yang seperti ini, "Dia jago ngomong depan umum enak sih soalnya di extrovert..."
Seberapa seringkah kalian mengaitkan dua karakteristik ini? Introvert sebagai si paling pendiam dan penyendiri sedangkan ekstrovert sebagai si paling sosial dan banyak bicara. Namun apakah benar semua orang pendiam artinya introvert? Lalu semua yang banyak bicara adalah extrovert? Bukankah kadang kita merasa ingin menyendiri dan Terkadang kita merasa ingin dikelilingi banyak orang?
Untuk menjawab pertanyaan tentang kepribadian introvert dan exstrovert, mari baca penjelasannya di bawah ini.
Selamat membaca!
(foto)
SEJARAH INTROVERT DAN EXTROVERT
Kepribadian mengacu pada karakteristik individu yang berbeda satu sama lain. Setiap individu itu unik dengan karakteristik dan kepribadian masing-masing dan tidak ada individu yang sama persis. Namun kita sering mengotak-kotakan satu sama lain dengan istilah introvert dan ekstrovert.
Sejarah munculnya introvert dan ekstrovert datang dari salah satu tokoh besar psikologi yaitu Carl Gustav Jung yang berasal dari Swedia pada tahun 1920-an. Definisi awal Gustav mengenai extrovert adalah individu yang fokus atau ketertarikan utamanya adalah para dunia luar atau objektif dan mengaitkan dunia luar dengan nilai yang sangat penting dan esensial. Sedangkan introvert adalah kebalikannya fokus dan ketertarikan utamanya adalah ke arah dirinya sendiri atau subjektif.
Kemudian pada tahun 1960-an psikolog Hans menambahkan pendapatnya bahwa perbedaan utama antara introvert dan ekstrovert terletak pada cara mereka mendapatkan, dan mengisi ulang energi mental mereka. Cara alami Individu introvert memiliki tingkat aktivitas otak yang lebih tinggi dan oleh karena itu merasa lebih perlu untuk melindungi diri dari rangsangan eksternal dengan menarik diri mereka memperoleh energi mental. Aktivitas saraf ekstrovert lebih rendah mereka mengatasi kekurangan ini dengan memaparkan diri mereka pada rangsangan eksternal. Aktivitas ini mengisi baterai energi mental mereka.
Menurut tipologi extrovert dan introvert, karakteristik yang dimiliki ekstrovert adalah senang mencari atau menerima perhatian, senang dikelilingi orang lain dan punya banyak teman ramah. Ekstrovert menikmati bekerja secara kelompok, lebih suka berbicara daripada menulis, dan mendapat energi saat berkumpul dengan orang lain. Sedangkan Karakteristik introvert adalah memiliki sekelompok kecil teman dekat, mendapat energi dengan menyendiri, dan menikmati kesendirian. Introvert lebih banyak berpikir daripada membicarakan isi pikiran mereka, lebih ramah dan suka berteman di sekitar orang yang mereka kenal baik.
Observasi psikolog modern menteorikan bahwa tipologi ini sekarang dianggap terlalu sederhana. Alasannya karena hampir tidak ada orang yang dapat secara akurat digambarkan sebagai introvert atau ekstrovert sepenuhnya. Kebanyakan orang berada diantara dua tipe yang yaitu Ambivert, dimana kecenderungan introversi dan ekstraversi ada dalam kondisi keseimbangan dan dimana investasikan pada waktu yang berbeda dalam menanggapi situasi yang berbeda.
Karakteristik introversi dan ekstroversi itu bukan sesuatu yang paten atau berarti bahwa tidak selalu introvert tidak mengerti cara bersosialisasi atau bahwa ekstrovert selalu senang berpesta dan dikelilingi banyak orang. Introversi dan ekstroversi sebenarnya adalah sebuah spektrum, jadi bisa saja ada individu introvert yang senang bergaul dan extrovert yang pemalu.
Tuhan menciptakan kita semua dengan unik, dengan beragam kepribadian dan karakteristik masing-masing. Jangan biarkan label introvert atau ekstrovert menjadi penghalang pengembangan diri serta sosialisasi. Karena sejatinya, kita semua memiliki karakteristik introvert dan ekstrovert hanya saja dalam taraf yang berbeda-beda.
Sekian artikel kali ini, apakah kalian merasa kalian lebih condong ke spektrum Introvert, Ekstrovert atau di tengah-tengah?