Artikel kali ini berisi novel Bodyguard Nona Muda Bab 1 yang berjudul Pekerjaan Baru. Ini adalah novel buatanku sendiri, semoga kalian terhibur dengan jalan ceritanya.
Jangan lupa baca lanjutannya di aplikasi NovelMe. Kalau mau download apknya bisa melalui link ini.
Nih kalau mau langsung baca lanjutannya Baca NovelMe Bodyguard Nona Muda.
NOVEL BODYGUARD NONA MUDA, BAB 1 : PEKERJAAN BARU
"Maaf Nona, tapi Bos menyuruh saya untuk selalu mengikuti anda dari awal hingga selesainya pesta keluarga ini," jawab Bryan mencoba menjelaskan tindakannya.
"Masa bodoh dengan perintah ayahku! Aku tidak mau dikawal oleh orang kampung sepertimu, pergi dari sini!" pekik gadis itu kepada Bryan yang ternyata merupakan seorang pengawalnya.
Dia adalah Bryan Xark, bodyguard suruhan ayahnya gadis tersebut. Dia diberi tugas untuk mengawal dan melindungi gadis itu dari segala ancaman berbahaya disekitarnya.
Sedangkan gadis yang harus dilindunginya bernama Irene Euler. Putri dari Antonio Euler, CEO perusahaan Salomon-X Corporation. Perusahaan terbesar no 3 di negara ini! Bukan hanya itu. Dengan kecantikan dan paras indahnya, semua pria di kota ini tergila-gila kepadanya.
Karena status tersebut, Bryan mengalami banyak masalah dalam menjalani pekerjaan barunya ini. Baru 2 hari lamanya dia bekerja sebagai Bodyguard sang Nona. Namun di hari ke ketiganya ini, dirinya sudah muak dengan perlakuan Iren.
"Maaf Nona, namun saya tidak bisa mengikuti permintaan anda," jawab Bryan dengan tegas.
"Jangan membantahku, orang kampung!" Iren lagi-lagi berteriak membentak bodyguardnya. "Wajah jelekmu membuatku muak melihatmu!"
Iren yang kesal, pergi melangkah masuk ke dalam gerbang villa. Tanpa berbicara, Bryan segera berjalan menyusul Nona-nya dari belakang. Dia hanya bisa terdiam mendapat bentakan hinaan dari Iren. Ia harus sabar dan terbiasa menjalani pekerjaan barunya ini. Jika saja Iren mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, dia pasti takkan berani berbicara seperti itu kepadanya.
Bryan Xark, pemuda yang menjadi Legenda Pembunuh Bayaran Terhebat di Benua Asia. Memiliki wajah yang tampan dan fisik yang kuat. Tapi yang lebih mengistimewakan dirinya ialah Bakat Membunuhnya.
Clan Xark, keluarga spesialis pembunuh yang sudah lama terkenal di dunia gelap. Bryan sebagai cucu dari Ketua Clan Xark, memiliki bakat yang paling menonjol dari anggota keluarga lain. Seolah sudah ditakdirkan untuk menjadi Dewa Pembunuh, dengan bakatnya Bryan melakukan pekerjaannya dengan sangat sempurna.
Namun suatu hari, Kakeknya menyuruh dia berhenti menjadi Pembunuh bayaran dan bekerja sebagai Bodyguard di ibukota ini. Demi menutupi identitas dirinya, wajahnya yang tampan kini sengaja ditutupi kumis dan banyak jenggot.
Kembali ke situasi sekarang, malam ini Keluarga Euler mengadakan pesta besar untuk merayakan kesuksesan Salomon-X Corp.
Sesampainya Iren di teras, para penjaga villa menyapa dan menundukkan kepala mereka, "Selamat malam Nona Iren, silahkan masuk."
Tapi sebelum Iren menginjakkan kaki kedalam, tiba-tiba seorang pria tua dengan jas hitam keluar dan menampangkan tangannya, mencegah Iren masuk kedalam.
"Ayah!?" kata Iren terkejut.
Para penjaga villa melihat pria tua itu, mereka menunduk hormat sambil memberi salam.
"Jangan masuk dulu, ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu," ujar pria tua itu. Dia adalah Antonio Euler, ayahnya Iren. Orang yang menajdi CEO Salomon-X Corporation.
"Apa lagi yang ingin ayah bicarakan denganku? Sudah pasti tentang si Bodyguard jelek itu," geram Iren sambil menunjuk Bryan yang berada dibelakangnya.
Bryan menunduk hormat lalu memberi salam kepada Tuan Antonio. "Selamat malam bos!"
Antonio tersenyum membalas sapaan Bryan. Dia lalu melihat ke arah para penjaga villa tersebut. "Kalian, pergi dari sini sebentar!"
Mengangguk, para penjaga itu langsung bergerak menjauhi mereka. Setelah mereka telah menyingkir, Antonio melanjutkan bicaranya.
"Iren, tolong jangan begitu. Bryan ini sudah berjasa menyelamatkan nyawa ayah!"
"Bohong!! Aku tidak percaya! Mustahil orang kampung seperti dia menyelamatkan nyawa ayah?"
"Percaya atau tidak, itu urusanmu. Tapi yang jelas, kamu harus menerima Bryan sebagai bodyguard pribadimu, mengerti?"
"Ayah!! Mengapa sih ayah harus menyewa bodyguard untuk menjagaku?" Kembali Iren membantah ayahnya. "Kalaupun harus, mengapa ayah memilih orang purba ini untuk mengawalku? Aku tidak sudi!"
Darah Bryan sebenarnya sudah sangat mendidih mendengar perkataan Iren, tapi dia masih tetap menahan emosinya.
"Kamu tidak mengerti Iren!" Antonio mulai menaikkan suaranya. "Bryan bahkan lebih hebat dari 20 bodyguard terlatih yang selalu mengawal ayah."
"Sudahlah, tak ada yang perlu dibicarakan. Ayah telah termakan tipuan yang dilakukan si jelek ini!"
Iren yang kesal pergi meninggalkan mereka berdua. Sebelum melewati ambang pintu, Iren berhenti lalu menatap tajam ke arah bodyguardnya.
"Awas saja kalau kau berani menggangguku!" ucap Iren memperingatkan Bryan. Sesudah itu, Iren langsung masuk mendahului mereka.
"Bryan, kamu tidak apa-apa kan? Maafkan saya karena menyuruhmu menjaga Iren," ujar Antonio memegang pundak Bryan. "Padahal dulu dia sangat baik dan sopan kepada semua orang. Tapi entah kenapa, semua sifat itu telah menghilang darinya."
"Tidak masalah pak. Ini kesalahan saya karena tidak memberi ruang privasi untuk Nona," jawab Bryan untuk menenangkan hati Pak Antonio.
"Baguslah kalau kamu memang tidak bermasalah," kata Antonio sambil tersenyum lega. "Mari masuk ke dalam."
"Baik pak," jawab Bryan.
Mereka berdua masuk ke dalam Villa mewah tersebut. Terdengar suara alunan musik dan tampak para tamu sudah saling berdansa.
"Bryan, maaf saya tinggal ya. Ada tamu yang harus saya sapa," ucap Antonio kepada Bryan.
"Siap, pak."
Setelah kepergian Antonio, Bryan segera mengambil posisi untuk mengawasi Iren. Dia mengatur jaraknya agar tidak kelihatan oleh nonanya.
Bryan memperhatikan Iren yang sedang bercanda tawa dengan teman-temannya. Dia terlihat berbeda saat dia bersama temannya. Lebih feminim dan ramah dibandingkan saat berbicara di luar tadi.
Kecantikan dan pesona dari Iren memang tak bisa dipungkiri. Badannya langsing dengan tinggi 169 cm dan berat 47 kg. Kulitnya putih bersih, tak ada cacat sama sekali. Dia memiliki lentik mata yang indah dengan bibir yang manis saat tersenyum. Semua lelaki pasti akan jatuh cinta melihatnya.
***
Dua jam telah berlalu, tak ada ancaman yang mengarah kepada Iren. Namun Bryan tetap berdiri tegap memantau semua hal yang terjadi. Pekerjaan ini sungguh membosankan, ujarnya dalam hati.
Tak terasa, kembang api dinyalakan menandakan pesta telah berakhir. Antonio kemudian memanggil Iren untuk pulang. Bryan dan bodyguard lainnya, berjalan mengikuti mereka dari belakang.
Bryan diperintahkan Antonio untuk masuk kedalam mobil. Namun dia menolaknya, tetapi karena dipaksa akhirnya Bryan menurutinya. Iren membuat raut wajah marah karena keputusan Ayahnya.
"Beruntungnya kau!! Tak ada orang kampung yang bisa naik mobil mewah seperti ini," sindir Iren.
Antonio hanya diam, berpasrah melihat sifat putirnya. Supir menyetir disusul mobil penjaga yang ada dibelakang mereka.
Sesampainya di kediaman Euler.
"Tunggu sebentar Iren," kata Pak Antonio menghentikan langkah putrinya.
"Ada apa?" jawabnya tidak peduli. Ia bahkan tidak membalikkan badannya kebelakang.
"Ada yang ingin Ayah bicarakan."
"Apa lagi...?" Iren memutar badannya dengan malas.
"Iren.... Sepertinya Ayah telah memutuskan kalau sebaiknya Bryan tinggal bersama dengan kita dirumah ini."
"Apa..! Ayah serius?"
"Ayah serius. Dengan adanya Bryan, penjagaan rumah kita akan semakin meningkat," jelas Pak Anton kepada putrinya.
"Tidak perlu melakukan ini, pak. Saya bisa kok mencari penginapan disekitar sini," kata Bryan mencoba menghentikan keputusan Pak Anton.
"Nah gitu dong, lu sadar diri! Udah di kasih hati malah minta jantung!" Iren menghina kepada Bryan.
Bryan dalam hati menyindir ucapan Iren kepadanya. Keluarga Xark merupakan keluarga pembunuh bayaran yang terkenal di dunia gelap. Mereka memiliki harta kekayaan yang melimpah, bahkan tidak sebanding dengan kekayaan Keluarga Euler ini.
"Pokoknya aku tidak akan pernah setuju kalau orang rendahan ini tinggal bersama kita di sini, Ayah!!" teriak Iren.
"Begini saja. Ayah akan tambahin uang jajanmu kalau kamu setuju Bryan tinggal disini." Antonio mencoba membujuk putrinya tersebut.
Iren tertegun sejenak. Tampak dari raut wajahnya, dia sedang memikirkan sesuatu.
Penawaran yang diberikan ayahnya sangat tepat. Selama ini dia juga sedang membutuhkan tambahan uang untuk membeli sesuatu.
Tentu saja dia tergiur dengan tawaran ayahnya tersebut.
"Gimana, kamu setuju?"
"Oke, aku setuju karena ayah memaksa," kata Iren dengan dingin. Padahal dalam hati dia begitu senang karena uang jajannya akan bertambah.
Negoisasi antara Pak Anton dengan putrinya akhirnya berhasil.
Merasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan, Iren langsung masuk kedalam rumah tanpa mempedulikan Ayah dan Bodyguardnya itu.
Sementara itu, Antonio memberikan suatu benda kepada Bryan.
"Bryan, ini kunci kamarmu. Jangan sampai hilang ya!"
"Siap pak, saya akan menyimpannya dengan baik." jawab Bryan.
"Oke, sepertinya semua hal sudah beres. Sekarang saya pamit dulu ya. Ada beberapa masalah dikantor, tetap jaga Iren ya."
"Siap pak, terimakasih!" jawab Bryan sambil menunduk.
Selesai melihat kepergian Antonio, Bryan memutuskan masuk kedalam rumah itu.
Indah dan mengagumkan. Rumah yang sangat besar, dihiasi perabotan mewah serta modern khas Prancis.
Di dalam rumah itu tinggal 9 pelayan perempuan yang bertugas melayani dan membantu keluarganya Iren dalam menjalani kehidupan mereka sehari hari. Semua pelayan didalam rumah hanya perempuan saja.
Pelayan laki laki seperti tukang kebun dan penjaga rumah, hanya bekerja di luar rumah. Mereka tidak ikut tinggal di kediaman Keluarga Euler.
Orang lain pasti akan menganggap jika penjagaan rumah Keluarga Euler tidak begitu kuat karena sedikitnya pelayan laki laki. Namun kenyataannya tidak.
Bryan sendiri terkejut saat penjaga laki laki disana mengatakan bahwa semua pelayan perempuan di dalam rumah merupakan agen terlatih dari kemiliteran.
Sungguh mengejutkan!
Bryan menjadi sedikit canggung karena hanya dia pelayan lelaki yang akan tinggal disana.
Bryan berjalan ke ruang dapur dan bertanya dengan para pelayan disana. Ekspresi para pelayan menunjukkan sikap biasa saja, sepertinya mereka sudah diberitahu oleh Antonio bahwa dia akan tinggal disana.
"Kamar anda ada disana. Yang paling ujung, mas."
Sebuah jawaban dari seorang pelayan perempuan disana.
Dengan mengandalkan informasi itu, dia segera mencari kamarnya di rumah yang luas itu.
Bryan melihat pintu yang bertuliskan 'Kamar mandi' di atasnya. Namun pintu itu tidak tertutup rapat, Bryan berniat untuk menutupnya dengan bagus.
Ketika dia hendak mendorong pintu itu, Bryan mendengar bunyi gemericik air didalam.
Bryan mencoba menoleh sedikit kedalam kamar mandi itu. Deggg!! Betapa mengejutkannya ketika dia melihat apa yang didalam sana.
Seorang gadis yang telanjang bulat sedang berdiri di dalam kamar mandi itu, posisinya membelakangi pintu kamar mandi. Glup! Bryan menelan ludahnya.
Sontak bagian bawah milik Bryan terbangun dari tidurnya. Bagaimana tidak, posisi gadis tersebut seolah-olah sedang menungging layaknya seekor anjing, atau sering di istilahkan sebagai Doggy style.
Hasrat terpendam membara sedang bergejolak di dalam dirinya. Bryan yang masih seorang perjaka muda, baru pertama kali melihat pemandangan seperti ini secara langsung.
"Tenanglah dik!" bisiknya pada adiknya.
'Adik kecil' Bryan kian mengamuk saat dirinya memperhatikan setiap lekuk tubuh gadis itu. Dengan mata telanjangnya, Bryan bisa melihat punggung putih yang mulus dilengkapi bagian bokong yang indah milik gadis itu.
"Sungguh menggairahkan," kata Bryan dalam hati sambil terus menatap tubuh indah gadis itu tanpa mengedipkan matanya sama sekali.
Namun momen indahnya itu buyar ketika gadis itu tiba tiba berbicara.
"Ahhh! Kok airnya gak panas sih," keluh gadis itu.
Apa? Bryan terkejut mendengar suara si gadis, Bryan menyadari jika gadis yang berada dikamar mandi tersebut adalah Irene Euler! Nona yang seharusnya dia lindungi dan hormati !!
Sebagai bodyguard, Bryan sudah menghafal suara Iren namun tidak dengan tubuhnya. Dia yakin tak salah mengenali suara Iren.
Bagai seorang prajurit yang lari dari medan perang, perasaan malu timbul didalam diri Bryan karena terbawa nafsu melihat tubuh Iren.
Tak hanya itu, perasaan rasa bersalah juga muncul kepada Pak Antonio. Padahal dia telah dipercayai menjaga dan melindungi Iren, bahkan di izinkan untuk tinggal dirumah yang sama dengan anaknya.
Tapi sekarang dia malah membiarkan nafsu dan hasrat birahi menguasai dirinya sendiri. Kendati demikian, muncul pertanyaan dalam benaknya.
Mengapa Nona Iren berada di kamar mandi pelayan? Lalu kenapa Nona mudanya tersebut tidak mengunci pintu?
Bryan tidak membuang-buang waktu mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. Dia langsung menutup perlahan pintu itu dan beranjak mencari kamarnya.
Akan sangat berbahaya jika para pelayan disana memergoki dirinya.
Dengan buru-buru, Bryan menemukan kamarnya yang berada di ujung ruangan. Segera dia bergegas memutar kunci pintu dan masuk ke dalam.
Dengan niat melupakan apa yang barusan dia lihat, Bryan mencuci mukanya lalu segera tidur.
***
Bersambung...